English Tenses Quizzes Version 1.5 - Software Belajar dan Tes Kemampuan Tenses

Di antara kita mungkin atau malah bisa dipastikan tidak asing lagi dengan yang namanya TENSES*, kan? Kan suka ada di kamus-kamus. Ditambah lagi, kita dengan mudahnya dapat menemukan tenses tersebut dalam lembar-lembar pertengahan kamus yang kita miliki.

Tapi yang jadi permasalahannya adalah, dalam kamus tersebut tidak jarang kita temukan Tenses itu sulit untuk dapat dipahami. Ditambah lagi dengan jumlahnya yang tidak sedikit, 16 BUAH BRO! Untuk orang yang tidak begitu senang dengan menghafal, tentu saja itu akan jadi permasalahan besar, karena tenses ini adalah rumus yang harus DIHAFAL.

Eitsss, tapi tidak berhenti sampai di situ. Selain hafal, tentu saja kita harus paham. Nah, dengan ini, kita bisa sedikit bernafas lega, karena biasanya dengan paham inilah kita dapat dengan mudah menghafal apa yang kita ingin hafalkan. Apalagi jika ditambah motivasi yang kuat, semakin mantap saja. :)

Baiklah itu sedikit prolog untuk sharing kali ini. Saya akan sharing sebuah software, yang dapat kita gunakan untuk membantu apa yang dari tadi kita obrolkan, yaitu TENSES.

Software ini sebenarnya Quiz. Kenapa di atas saya sebut belajar juga? Karena ya dengan disajikan quiz, dapat mendorong kita untuk belajar lebih. Setuju? Kalau tidak, silakan komentar di bagan komen. namanya juga kan sharing, bukan menggurui. :)

Agar tidak semakin bosan dengan basa-basi saya (hehe), silakan saja saya bagikan link download English Tenses Quizzes Version 1.5.

SEMOGA DAPAT MEBANTU BELAJAR TENSES DENGAN MENYENANGKAN DAN ASYIK! ;)

DOWNLOAD:
http://www.mediafire.com/download/ayt8yln6rynoij1/EnglishTensesQuizzes1.5Setup.zip


SKRINSYUT




  aturan yang mengatur perubahan bentuk kata kerja dalam menyesuaikan dengan waktu yang digunakan

Wanita dan Kewanitaannya

Diriwayatkan oleh Muslim bin Ubai bahwasanya Siti Asma binti Yazid al-Anshoriyyah telah datang kepada Rasulullah sebagai utusan dari kaum wanita.

Ujar asma: “Wahai Rasulullah ! aku adalah utusan dari kaum wanita untuk datang kepadamu ; sesungguhnya Allah SWT mengutusmu untuk kaum laki-laki dan kaum wanita semuanya ; tapi kenapa kami kaum wanita tidak leluasa dalam berbuat, hanya mengurus rumahtangga, tempat untuk melampiaskan nafsu syahwat kalian, dan mengandung anak-anak kalian ; sedangkan kalian kaum laki-laki lebih mementingkan golongan kalian dalam perkumpulan dan kajian-kajian, menjenguk orang yang sakit, menyaksikan jenazah, naik haji setelah naik haji ; malah pada perkara yang lebih utama daripada itu, yaitu perang di jalan Allah yang sangat mulia. Jika ketika salah seorang dari golongan kalian pergi untuk naik haji dan umroh, atau pergi ke medan perang, kami kaum wanita hanya menjaga harta benda kalian, dan menenunkan baju-baju kalian, dan mengurus anak-anak kalian ; apakah kami tidak memiliki hak untuk dapat bersama kalian dalam mendapat ganjaran serta kebaikan daripada itu?”

Maka Rasulullah melirik kepada para shahabat kemudian berkata: “apakah kalian pernah mendengar tuntutan seorang wanita yang lebih baik daripada tuntutan yang dituntut oleh Asma dalam urusan agamanya?”

Jawab para shahabat: “ Wahai Rasulullah ! kami semua tidak sampai kepikiran ada wanita yang berpikir seperti itu !”

Maka Rasulullah kembali melirik kepada Asma kemudian berkata: “ pahami oleh kamu wahai Asma, dan sampaikan oleh kamu kepada wanita-wanita yang ada di belakang kamu, bahwasanya ta’atnya wanita kepada suaminya serta mencari keridloan suaminya serta mengikuti kesepakatan sauaminya, itu lebih baik daripada apa yang dibawa oleh kamu”

Kemudian Asma menjawab dengan membaca la ilaha illallah, ketika ia datang ke hadapan wanita-wanita kaumnya golongan Arab, kemudian Asma memaparkan apa saja yang dikatakan oleh Rasulullah S.A.W., para wanita pun turut bersuka cita dan beriman semuanya.

Berdasarkan kepada riwayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita yang paling baik yaitu rajin mengurus rumah tangga karena ta’at serta mengharap keridloan suaminya, walaupun oleh orang lain disebut wanita “kurung batok”

Kemudian tidak bisa lantas disebut baik, jika seorang wanita lepas tangan dari urusan rumah tangga, suami dilayani oleh pembantu, walau itu demi perjuangan serta mendapat gelar srikandi islam dari orang banyak.

Serta termasuk kepada yang utama jika perjuangan di luar rumah tergarap, rumah tangga terurus serta suami meridloi, walaupun tidak mendapat gelar srikandi Islam dari orang banyak.

Ringkasnya, pertanggungjawaban wanita yang paling dititikberatkan oleh agama adalah pertanggung jawabannya atas urusan rumah tangga. Kemudian tidak bisa disebut salah pula jika wanita tidak bisa bebas keluyuran keluar dikarenakan urusan rumah tangga ; malah perjuangan wanita di rumah tangga itu bisa disebut fardhu ‘ain, sedang di luar rumah sebatas fardhu kifayah.

Agama tidak melarang wanita terjun ke bidang kemiliteran, jadi seorang penerang, dan lain sebagainya, hanyasaja ingat, tidak boleh kemudian lepas dari kewanitaan yang sudah ditentukan oleh agama.

terjemahan dari bahasa sunda wanita & kawanitaanana
Ny. Rokajah Sjarief
Risalah No. 9 Tahun III
Mei 1964

Masuklah ke Syurga Bersama Istrimu

Ummu Salamah Bertanya kepada Rasulullah S.A.W. :
نِسَاءُ الدُّنْيَا نَفْضَلُ اَمْ الحُوْرُ الْعِيْنِ؟
"Perempuan duniakah yang lebih utama, atau hurul in ?
 Rasulullah menjawab :
بَلْ نِسَاءُ الدُّنْيَا اَفْضَلُ مِنْ الْحُوْرِ , كَفَضْلِ الظِّهَارِ عَلَى الْبِطَانَةِ
"Tentu perempuan dunia lebih utama daripada hurul'ain, seperti lebih utamanya baju bagian luar daripada (lapisnya) bagian dalam"
Ummu Salamah bertanya lagi :
وَ بِمَ ذَالِكَ؟
"Dengan apa mereka jadi lebih utama?"
Rasulullah S.A.W. menjawab :
بِصَلَاتِهِنَّ وَ صِيَامِهِنَّ وَ عِبَادَتِهِنَّ لِلهِ
"Dikarenakan sembahyang mereka, puasa mereka dan 'ibadah mereka kepada Allah S.W.T."
Salamah bertanya lagi:
اَلْمَرْأَةُ مِنَّا تَتَزَوَّجُ زَوْجَيْنَ اَوْ ثَلَاثًا , ثُمَّ تَمُوْتُ , فَتَدْخُلُ الْجَنَّةَ , وَ يَدْخُلُوْنَ مَعَهَا , مَنْ يَكُوْنُ؟
"Seorang perempuan di antara kita, pernah kawin di (dunia ini) dengan dua atau tiga suami, kemudian ia masuk surga, dan (bekas) suaminya pun masuk surga beserta dia, maka suami mana yang akan menjadi suaminya di akhirat?"
Rasulullah menjawab :
يَا اُمُّ سَلَمَةَ ! تَخَبَّرْ, فَتَخْتَارَ اَحْسَنُهُمْ خَلْقًا
"Hai Ummu Salamah ! dia akan diperkenankan memilih, lalu ia memilih yang paling baik akhlaqnya."
Penjelasan yang diterangkan Rasulullah seperti di atas, bagi istri seperti Ummu Salamah sangat besar artinya, sebab Ummu Salamah termasuk perempuan yang pernah bersuami dua kali, sebelum ia menjadi istri Rasulullah S.A.W. Ummu Salamah adalah istri Abu Salamah.
Ummu Salamah berkata :
سَمْعْتُ رَسُوْلُ اللهِ ص. يَقُوْلُ : مَا مِنْ عَبْدِ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ : اِنَّا لِلهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنِ. اِللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِى مُصِيْبَتِى وَ اخْلِفْلِى خَيْرًا مِنْهَا , اِلَّا آجَرَهُ اللهُ فَى مُصِيْبَتِهِ وَ اخْلَفَ  خَيْرًا مِنْهَا. قَالَتْ فَلَمَّا تَوَفَّةَ اَبُوْ سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا اَمَرَنِى رَسُوْلُ اللهِ. فَاَخْلَفَ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُوْلُ اللهُِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
"Saya mendengar Rasulullah bersabda : Tidak ada seorang hamba yang kena padanya satu musibat lalu ia mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (lalu mendo'a) Wahai Tuhanku berilah saya ganharan lebih dari musibat saya ini, dan berilah saya pengganti yang lebih baik dari itu, maka pasti Allah S.W.T. akan memberikan padanya ganjaran atas musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik. Berkata Ummu Salamah: Tatkala (suami saya yang pertama) Abu Salamah wafat, saya ucapkan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah kepada saya, maka ternyata Allah S.W.T menggantikannya dengan yang lebih baik (yaitu saya jadi istri) Rasulullah S.A.W."

Yang dipandang baik dan yang menarik di masa kecil, mungkin di masa tua menjadi hal yang kurang baik dan tidak menarik, demikian pula yang dipandang baik dan menarik di dunia, di akhirat tidak terasa baik dan tidak menarik, kecantikan, kekayaan, serta jabatan di dunia tidak lagi menjadi daya tarik lagi, daya tarik pada hari itu adalah akhlaq yang paling baik, di masa hidupnya di dunia.

Yang dahulu dipandang kawan sangat setia, istri yang tercinta atau suami yang sangat dihormati, mungkin di akhirat akan berubah menjadi musuh, sirna jalinan dan kasih sayang.

Dalam Al-Quran diterangkan :

اَلْاَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ
"Kawan (yang dekat dan tercinta serta setia) pada hari itu satu sama lain menjadi musuh, melainkan orang yang taqwa". (az-zukhruf:67)

Dalam Tafsir Alalusi 25: 97 diterangkan :
وَ الْمُرَادُ , اِنَّ الْمَحَبَّاتَ تَنْقَطِعُ يَوْمَ تَأْتِيْهِمْ السَّاعَةُ وَ لَا يَبْقَى اِلَّا المُتَّقُوْنَ
"Yang dimaksud dengan ayat itu, ialah kawan yang rapat akan putus sejak datang mereka pada kiamat, kecuali yang taqwa."

Yang tidak akan putus persahabatannya sampai hari kiamat, ialah persahabatan antara orang yang taqwa dengan yang taqwa lagi, demikian pula antara suami istri, bila keduanya itu muttaqin akan dapat hidup bersama di surga.
Firman Allah S.W.T :
اُدْخُلُوْا الْجَنَّةَ اَنْتُمْ وَ اَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُوْنَ
"Masuklah ke surga, kamu dan pasangan kamu (suami/istri) dengan dianugerahi kegembiraan (dengan wajah yang berseri-seri karena riang dan senang)"  (az-zukhruf: 70)


Risalah No.170 Th. XVI
Agustus 1977

Wanita & Kawanitaanana

Diriwayatkeun ku Muslim bin ubed yen Siti Asma binti Yazid al-Anshoriyyah kantos dongkap ka Rosulullah salaku delegasi ti kaom wanita.

Sanggem Asma: "He Rasulullah ! sim kuring teh utusan ti wanita-wanita ka salira ; saestuna Gusti Allah ngutus anjeun teh ka kaom pria sareng kaom wanita sadayana ; tapi naha abdi golongan wanita bet teu laluasa lumaku , ukur ngurus imah, sareng jadi tempat ngudalkeun birahi aranjeun, sareng ngandung putra-putra aranjeun ; sedengkeun aranjeun mah kaom pria mentingkeun golongan aranjeun batan wanita dina kukumpulan jeung majemuhan, jeung ngalayad nu udur, nyaksian jinazah, munggah haji sanggeus munggah haji ; malah dina perkara anu leuwih afdol batan eta, nyaeta perang dina jalan Allah nu maha mulya. Upama salasa-urang ti ti golongan aranjeun indit munggah haji jeung umroh, atawa indit ka pangperangan, abdi mah kaom wanita ukur mangjagakeun hartabanda aranjeun, jeung mangninunkeun baju-baju aranjeun, jeung manguruskeun anak-anak aranjeun ; naha abdi sadaya teu aya hak marengan aranjeun dina eta ganjaran sareng kahadean ?"

Mangka Rasulullah melong ka para sahabat teras sasauran: "Naha aranjeun kungsi ngadenge tuntutan wanita anu leuwih hade batan tungtutan nu di bawa ku Asma dina urusan agamana?"

Saur para sahabat : "He Rasulullah ! abdi sadaya teu nyana yen aya wanita nu boga pikiran nepika lebah dieu !"

Mangka Rasulullah ngareret ka Asma teras sasauran : "Fahamkeun ku maneh he Asma, jeun bejaan ku maneh wanita-wanita nu aya di satukangeun maneh, yen to'atna wanita ka salakina jeung neangan karidoan salakina sarta nuturkeun kasaluyuan salakina, eta leuwih alus batan tuntutan nu dibawa ku maneh:.

Teras Asma mulangberi maca lailaha illallah, barang datang ka hareupeun wanita-wanita kaomna golongan Arab, teras Asma ngebrehkeun naon-naon nu disaurkeun ku Rasulullah s.a.w., sarta para wanita teh barungah jeung ariman kabehanana".
Sumender kana eta riwayat, tetela wanita anupanghadena teh nyaeta anu toweksa ngurus rumah tanga lantaran to'at jeung ngaharep karidoan salaki, najan ku batur sok disebut wanita "kurung batok".

Sarta teu bisa disebut hade, lamun wanita cul rumah tangga, salaki dikaulaan ku babu, najan pikeun perjuangan bari meunang gelar Srikandi Islam ti papada jalma.

Sarta kaasup wanita anu utama lamun perjuangan luar rumah tangga kagarap, rumah tangga kaurus bari salaki mikarido, sanajan teu meunang gelar Srikandi ti papada jalma.

Ringkesna mah, garis anu digoreskeun ku agama wates pertanggung jawab wanita anu pengbeuratna nyaeta rumah tangga, disagigireun pertanggung jawab luar rumah tangga. sarta teu bisa disebut salah lamun wanita teu bisa lunta kaluar disababkeun ku nyanghareupan rumah tangga ; malah perjuangan wanita dijero rumah tanga mah bisa disbut fardhu aen, sedan di luar rumah mah fardhu kifayah.

Agama teu ngalarang wanita ancrub kana widang kamiliteran, jadi juru penerang jst., parandene kitu tetep teu meunang lepas tina kawanitaan nu geus ditangtukeun ku agama.

terjemah : Bahasa Indonesia

Ny. Rokajah Sjarief
Risalah No. 9 Tahun III

Mei 1964